Rabu, 22 April 2015
Ukiran Suku Asmat
Suku Asmat sangat terkenal di Manca Negara karena seni patungnya, sangat
Unik, Artistik dan mempesona, dan dapat dikatakan bahwa
patung tersebut merupakan hasil karya budaya dunia.
Kayu besi, kayu merbau, kayu pit juga kayu
perahu dipakai sebagai bahan dasar pengukiran. Tiga warna dasar yang digunakan
dalam pewarnaan patung ialah putih, merah, dan hitam, yang semuanya didapat
dari bahan alami. "Kayu biasanya diukir dalam keadaan basah. Pengukir
semua pria
Makama Suku Asmat
Makanan Pokok Suku Asmat
Makanan Pokok orang Asmat adalah sagu,hampir setiap hari mereka makan
sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang dibakar dalam bara
api.Kegemaran lain adalah makan ulat sagu yang hidup dibatang pohon
sagu,biasanya ulat sagu dibungkus dengan daun nipah,ditaburi sagu,dan
dibakar dalam bara api.
Asmat Landscape - Kabupaten Asmat,Papua
Kondisi Alam Wilayah yang mereka tinggali sangat
unik.Dataran coklat lembek yang tertutup oleh jaring laba-laba sungai.Wilayah
yang ditinggali Suku Asmat ini telah menjadi Kabupaten sendiri dengan nama
Kabupaten Asmat dengan 7 Kecamatan atau Distrik.Hampir setiap hari hujan turun
dengan curah 3000-4000 milimeter/tahun.Setiap hari juga pasang surut laut masuk
kewilayah ini,sehingga tidak mengherankan kalau permukaan tanah sangat lembek
dan berlumpur.Jalan hanya dibuat dari papan kayu yang ditumpuk diatas tanah
yang lembek.Praktis tidak semua kendaraan bermotor bisa lewat jalan ini.Orang
yang berjalan harus berhati-hati agar tidak terpeleset,terutama saat hujan.
• Pertentangan Ada banyak pertentangan di antara desa
berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk
membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian
dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka
menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun
sago yang dipanggang dan dimakan. Namun hal ini sudah jarang terjadi bahkan
hilang resmi dari ingatan.
• Persebaran Suku asmat tersebar dan mendiami wilayah
disekitar pantai laut arafuru dan pegunungan jayawijaya, dengan medan yang
lumayan berat mengingat daerah yang ditempati adalah hutan belantara, dalam
kehidupan suku Asmat, batu yang biasa kita lihat dijalanan ternyata sangat
berharga bagi mereka. Bahkan, batu-batu itu bisa dijadikan sebagai mas kawin.
Semua itu disebabkan karena tempat tinggal suku Asmat yang membetuk rawa-rawa
sehingga sangat sulit menemukan batu-batu jalanan yang sangat berguna bagi mereka
untuk membuat kapak, palu, dan sebagainya.
• Kampung Suku Asmat Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai
1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan
banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara
keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai
kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup
di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)