Dalam hal kepercayaan orang Asmat yakin bahwa mereka adalah
keturunan dewa yang turun dari dunia gaib yang berada di seberang laut di
belakang ufuk, tempat matahari terbenam tiap hari. Menururt keyakinan orang
Asmat, dewa nenek-moyang itu dulu mendarat di bumi di suatu tempat yang jauh di
pegunungan. Dalam perjalanannya turun ke hilir sampai ia tiba di tempat yang
kini didiami oleh orang Asmat hilir, ia mengalami banyak petualangan. Dalam
mitologi orang Asmat yang berdiam di Teluk Flaminggo misalnya, dewa itu namanya
Fumeripitsy.
Ketika ia berjalan dari hulu sungau ke arah laut, ia
diserang oleh seekor buaya raksasa. Perahu lesung yang ditumpanginya tenggelam.
Dalam perkelahian sengit yang terjadi, ia dapat membunuh si buaya, tetapi ia
sendiri luka parah. Ia terbawa arus yang mendamparkannya di tepi sungai
Asewetsy, desa Syuru sekarang. Untung ada seekor burung Flamingo yang
merawatnya sampai ia sembuh kembali; kemudian ia membangun rumah yew dan
mengukir dua patug yang sangat indah serta membuat sebuah genderang em, yang
sangat kuat bunyinya. Setelah ia selesai, ia mulai menari terus-menerus tanpa
henti, dan kekuatan sakti yang keluar dari gerakannya itu memberi hidup pada
kedua patung yang diukirnya. Tak lama kemudian mulailah patung-patung itu
bergerak dan menari, dan mereka kemudian menjadi pasangan manusia yang pertama,
yaitu nenek-moyang orang Asmat.
Suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal
dari dunia mistik atau gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam
setiap sore hari. Mereka yakin bila nenek moyangnya pada jaman dulu melakukan
pendaratan di bumi di daerah pegunungan. Selain itu orang suku Asmat juga
percaya bila di wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing-masing mempunyai
sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan mitologi masyarakat
Asmat berdiam di Teluk Flamingo, dewa itu bernama Fumuripitis. Orang Asmat
yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam roh
yang mereka bagi dalam 3 golongan yaitu :
1. Yi – ow atau roh nenek moyang yang bersifat baik terutama bagi keturunannya.
2. Osbopan atau roh jahat dianggap penghuni beberapa jenis
tertentu.
3. Dambin – Ow atau roh jahat yang mati konyol./ Kehidupan
orang Asmat banyak diisi oleh upacara-upacara. Upacara besar menyangkut seluruh
komuniti desa yang selalu berkaitan dengan penghormatan roh nenek moyang
seperti berikut ini :
1. Mbismbu (pembuat tiang)
2. Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew)
3. Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan perahu lesung)
4. Yamasy pokumbu (upacara perisai)
5. Mbipokumbu (Upacara Topeng) Suku ini percaya bahwa
sebelum memasuki surga, arwah orang yang sudah meninggal akan mengganggu
manusia. Gangguan bisa berupa penyakit, bencana, bahkan peperangan. Maka, demi
menyelamatkan manusia serta menebus arwah, mereka yang masih hidup membuat
patung dan menggelar pesta seperti pesta patung bis (Bioskokombi), pesta
topeng, pesta perahu, dan pesta ulat-ulat sagu.
Suku Asmat Mempercayai Roh-roh dan Kekuatan Magis Roh
setan :Kehidupan orang-orang Asmat sangat terkait erat dengan alam sekitarnya.
Mereka memiliki kepercayaan bahawa alam ini didiami oleh roh-roh, jin-jin,
makhluk-makhluk halus, yang semuanya disebut dengan setan. Setan ini
digolongkan ke dalam 2 kategori :
1. Setan yang membahayakan hidup. Setan yang membahayakan
hidup ini dipercaya oleh orang Asmat sebagai setan yang dapat mengancam nyawa
dan jiwa seseorang. Seperti setan perempuan hamil yang telah meninggal atau
setan yang hidup di pohon beringin, roh yang membawa penyakit dan bencana
(Osbopan).
2. Setan yang tidak membahayakan hidup. Setan dalam kategori
ini dianggap oleh masyarakat Asmat sebagai setan yang tidak membahayakan nyawa
dan jiwa seseorang, hanya saja suka menakut-nakuti dan mengganggu saja. Selain
itu orang Asmat juga mengenal roh yang sifatnya baik terutama bagi
keturunannya., yaitu berasal dari roh nenek moyang yang disebut sebagai yi-ow.
Kekuatan magis dan Ilmu sihir Orang Asmat juga percaya
akan adanya kekuatan-kekuatan magis yang kebanyakan adalah dalam bentuk tabu.
Banyak hal -hal yang pantang dilakukan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari,
seperti dalam hal pengumpulan bahan makanan seperti sagu, penangkapan ikan, dan
pemburuan binatang. / Kekuatan magis ini juga dapat digunakan untuk menemukan
barang yang hilang, barang curian atau pun menunjukkan si pencuri barang
tersebut. Ada juga yang mempergunakan kekuatan magis ini untuk menguasai alam
dan mendatangkan angin, halilintar, hujan, dan topan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar