CENTRALISATION OF THE AFRICAN STATE
– GHANA
Sentralisasi
adalah proses dimana kekuasaan diperoleh dari masyarakan dan kelembagaan
(Legislatif dan Yudikatif). Sentralisasi Negara terjadi di Ghana pada tahun
1960.
Pada tahun 1957, Kwame Nkrumah dari Partai Konvensi Rakyat (CPP)yang berasal dari Partai Konvensi Rakyat (CPP) berhasil memenangkan Multipartai Ghana Dan membentuk sebuah konstitusi pemerintahan berdasarkan gaya barat. Kwame Nkrumah menolak untuk mentolerir apapun seperti separatism.
Pada tahun 1957, Kwame Nkrumah dari Partai Konvensi Rakyat (CPP)yang berasal dari Partai Konvensi Rakyat (CPP) berhasil memenangkan Multipartai Ghana Dan membentuk sebuah konstitusi pemerintahan berdasarkan gaya barat. Kwame Nkrumah menolak untuk mentolerir apapun seperti separatism.
Langkah
pertama yang dilakukan oleh CPP adalah, menggunakan suara mayoritas untuk
melarang organisasi yang berbasis ‘ Tribal’, hal ini di lakukan untuk
menghindari tindakan diskriminasi. Dan juga di bentuk sebuah undang-undang yang
menjadi penghubung penting untuk
mobilisasi masyarakat sipil, etnis,yang telah dihentikan. Parlemen juga
mengesahkan Undang-Undang Penahanan tindakan Preventif. Langkah ini digunakan
untuk menahan para pembangkang politik yang terus menentang CPP. Kwame Nkrumah
membuat sebuah pengadilan khusus untuk mengadili kasus pengkianatan terhadap
poliitk dan pemberontakan. Dan Kwame Nkrumah juga mengangkat seorang hakim
untuk mengadili kasus tersebut.
Referendum
terjadi pada tahun 1964, dimana Rakyat Ghana meminta agar hanya ada 1 partai.
·
Kwame Nkrumah membongkar sistem multi
partai di Ghana karena ia menyatakan sistem ini membuat perpecahan sosial;
·
Pemimpin di afrika mengatakan bahwa
tidak adanya budaya multi partai di afrika karena multi partai ini hanya
menyebabkan terjadinya kesenjangan social dan konflik kelas sedangkan multi
prtai adalah budaya eropa yang di adopsi oleh lembaga-lembaga politk di afrika
maka para pemimpin afrika seperti nyerere dan yang lainya menyepakati Konsensu
menjadi kunci untuk perpolitikan di Afrika, bukan kompetisi. Oleh karena itu
diikuti bahwa model satu partai adalah metode terbaik menciptakan gaya politik
konsensus yang di warisi dari leluhur.
·
Presiden afrika menganjurkan untuk
mengedepankan pembangunan ekonomi Negara maka lebih baik menggunakan sistem
satu partai.
·
Masalah dengan negara satu partai adalah
bahwa, dalam prakteknya, sistem ini membuat hubungan antara negara dan
masyarakat sipil menjadi jauh atau direduksi. Fungsi utama
dari sebuah partai dalam sistem politik adalah untuk bertindak sebagai
perantara. Sedangkan Pemimpin menggunakan pihak lembaga untuk tetap berhubungan
dengan rakyat sementara masyarakat sipil
menggunakan struktur partai untuk menyalurkan permintaan mereka melalui elite
politik. Dengan Pemilu satu partai yang lebih terbuka sehingga hubungan
antara masyarakat dan pemerintah menjadi terbatas
·
Eksekuti di afrika mepertahankan
monopoli untuk pengambilan keputusan dan anggota parlemen berkonsentrasi pada
isu-isu sumber daya lokal, bukan nasional yang lebih luas atau internasional.
Dalam
lingkungan politik di mana eksekutif yang begitu kuat,
PERSONAL RULE – CONGO -KINSHASA
MOBUTU
Personal
rule adalah seorang pemimpin yang memimpin aktivitas politik, ekonomi dan
semuanya dengan menggunakan aturannya sendiri.
Patrimonialisme
mirip dengan personal rule. Ini adalah bentuk tatanan politik di mana kekuasaan
terkonsentrasi pada kekuasaan pribadi satu individu. Pemimpin Mendapat posisi
yang menguntungan seperti banyak Pemimpin atau pejabat publik menggunakan
posisi mereka dalam negara untuk melayani mereka sendiri, dan bukan untuk
masyarakat. dan pemimpin patrimonial
memperlakukan semua kepentingan politik dan administrasi negara sebagai mereka
urusan pribadi sendiri. Negara adalah milik pribadi, dan mereka bertindak
sewenang-wenangnya.
Personal
rule di Afrika dapat dicirikan sebagai otoriter, sewenang-wenang, mewah dan
tidak efisien. Personal rule dari seorang pemimpin sering di pamerkan, seperti
dengan memiliki jabatan tinggi maka mereka akan mendapatkan penghasilan yang
tinggi pula dari hasil tersebut membuat mereka menjadi kaya sehingga kekayaan
mereka tersebut di pamerkan kepada masyarakan dan lainnya. Seperti yang di
lakukan pada presiden Kinshasa Mobutu.
· Personal Rule Negara yang dipimpin oleh
satu orang karismatik yang dominan.
· Para pemimpin personal rule menolak
aturan-aturan formal dan mereka membuat peraturan mereka sendiri untuk
kepentingan mereka.
· kompetisi faksi dalam elit yang berkuasa,
Sistem politik pribadi ini juga telah menciptakan pemerintahan yang didasarkan
pada fraksi, bukan institusi. Fraksi kuat dan mengontrol sumber daya Negara.
Dan di afrika etnis dan administrasi cenderung mengalokasikan sumber daya atas
dasar permintaan.
· pemerintah yang tidak efisien, lebih
lanjut tentang memelihara jaringan klien-patron dari pengelolaan kebijakan public,
Personal rule mengandalkan distribusi sumber daya negara untuk 'membeli'
legitimasi untuk rezim. Sebagai pelanggan (Patrons) bisa menyehatkan pengikut
mereka, melalui manipulasi barang public dan lembaga, maka mereka aman. Itu
adalah imbalan untuk klien, oleh karena itu,
mereka mendistribusikan melalui mekanisme klientelisme.
Presiden
Mobutu Sese Seko dari Zaire (Republik Demokratik Kongo, DRC) adalah master dia
melihat dari pesaing potensial dan mengelola 'istana' untuk tujuannya sendiri.
pemerintahan mobutu Tidak ada potensi penantang yang dibolehkan untuk
mendapatkan basis kekuatan. Mobutu tahu
bahwa pekerjaan mereka hanya bergantung pada kebijaksanaan presiden. Dia
menunjuk pejabat militer yang setia dan yang lain sebagai gubernur provinsi,
tetapi hanya untuk provinsi di luar daerah. Dan ia terus-menerus merombak dan
melakukan pembersihan gubernur dan pejabat militer perintah. Setiap orang terus
kehilangan keseimbangan. Setiap orang harus bersaing untuk patronase nya.
Mobutu memegang semua kartu dan permainan nya.Pemimpin personal rule terampil
menggunakan kombinasi pemaksaan dan legitimasi untuk mempertahankan pemerintah
dan tatanan sosial. Namun bagaimana legitimasi ini dihasilkan? Hasil dari
legitimasi adalah Neo-patrimonia dan clientilism yang di pakai oleh pemimpin
personal rule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar